Selasa, 21 Oktober 2014

Benarkah Babilonia Kuno Didirikan Raja Belus Dari Mesir?

3 Sep 2014
Siapa sebenarnya pendiri kerajaan Babilonia kuno? Dalam beberapa teks sejarah, pernah disebutkan bahwa Raja Namrud dan Ratu Semiramis sebagai pendiri Babilonia kuno, tapi ada beberapa bukti teks lainnya yang menyatakan bahwa Mesir jauh lebih tua, dimana Raja Belus dari Mesir pindah kesuatu daerah untuk mendirikan kerajaan baru, Babilonia kuno.
Diodorus Siculus mengatakan, Raja Belus dari Mesir pergi meninggalkan Mesir bersama koloninya dan menetap didekat sungai Efrat. Pausanias seorang ahli bahasa Yunani dan geografi tahun 110 M menyatakan bahwa Raja Belus (Babilonia) menggunakan namanya di Mesir, menurut cara orang-orang Mesir dia dibebaskan dari pajak sehingga bisa mengabdikan diri untuk mempelajari Astrologi dan melakukan pengamatan langit. 

Raja Belus Mesir, Pendiri Babilonia Kuno

Belus dianggap sebagai raja perkasa yang mendirikan Babilonia kuno, sejarawan Romawi Eusebius menuliskan, bahwa semua wilayah Babilonia pada awalnya air dan disebut laut. Tapi Raja Belus mengakhirinya, dan menyelesaikan tugasnya disetiap wilayah serta membangun Babilonia yang dikelilingi dinding, kemudian pada waktu yang ditentukan dia menghilang. Setelah periode itu, Nebukadnezar dikisahkan telah meneruskan dan membangun tembok yang tetap utuh pada masa Kekaisaran Macedonia yang dilengkapi dengan gerbang kuningan. 
Herodotus telah mengunjungi Babilonia dan mengatakan bahwa kota itu ditata seperti persegi dengan sisi 12 mil. Seluruh kota dikelilingi tembok setinggi 350 meter dan setebal 87 kaki, dibangun dengan batu bata besar dan disemen dengan aspal. Kota ini juga mencakup parit besar berisi air, tanah galian yang digali dari parit digunakan untuk membuat batu bata tembok raksasa. Kota Babilonia memiliki 100 gerbang kuningan, 25 gerbang ditempatkan disetiap empat sisi, diantara dua gerbang terdapat tiga menara diatas dinding setinggi sepuluh meter. Sungai Efrat membagi kota menjadi dua bagian yang dihubungkan dengan jembatan selebar 60 meter. Pusat-pusat kota Babilonia juga dibangunh benteng, berdiri istana para raja dan tempat suci Jupiter.
Map Nebuchadnezzar II, Babilonia Kuno
Beberapa pendapat berbeda menjelaskan periode kapan Raja Belus hidup dan berapa lama dia memerintah Babilonia kuno. Menurut Philo, seorang filsuf Yahudi Helenistik Alexandria tahun 50 M, Belus membangun Babilonia 2000 tahun sebelum periode Semiramis, istri Ninus yang naik tahta setelah kematian suaminya dan membawa berbagai karya seni agung serta arsitektur sipil di seluruh kerajaannya. 
Menurut Diodorus Siculus, Ninus hidup sekitar tahun 1950 tahun sebelum Masehi, hampir bersamaan dengan waktu nabi Ibrahim. Artinya Raja Belus hidup 2000 tahun sebelum Ninus, hampir 3950 tahun sebelum Masehi. Sangat dekat dengan periode akhir Dwapara Yuga dalam sistem India Yuga tahun 3976 SM (Kalender Saptarshi sebagai dasar Siklus Yuga). 
Raja Namrud memerintah bersama Ratu Semiramis, digambarkan sebagai tiran perkasa dan salah satu makhluk yang hidup setelah banjir besar Nuh. Orang Arab meyakini bahwa setelah bencana banjir, Raja Namrud membangun kembali struktur menakjubkan termasuk di Baalbek Lebanon dengan tiga batu yang beratnya masing-masing 800 ton. Dia memerintah wilayah yang saat ini berada di Lebanon, pusat kerajaan pertama Namrud adalah Babilonia, Akkad dan tanah Sinear (Sumeria). Jadi, Namrud sebenarnya membangun kembali kerajaan yang hancur dihantam banjir besar, bukan pendiri pertama Babilonia.
Dalam teks Genesis disebutkan bahwa ayah dari Raja Namrud adalah Cush, dia dikenal sebagai Bel atau Belus, anak dari Ham sekaligus cucu dari Nuh. Cush dikenal sebagai dewa Hermes, yang berarti Anak Ham, Ham atau Khem diartikan sebagai 'terbakar' dan mungkin terhubung dengan ibadah menyembah matahari, sebuah jaringan dewa muncul dari Babilonia dan kemudian terhubung dengan Mesir.
Belus juga mendirikan dinasti kerajaan Babilonia kuno yang memerintah selama berabad-abad. Nebukadnezar II (562 SM) juga diceritakan telah membangun kembali dan menghiasi kota Babilonia dan menganggap dirinya telah menerima tahta dari Raja Belus. Raja Belus juga dianggap sebagai dewa setelah kematiannya dan dipuja oleh orang Ibrani sebagai Bel atau Dewa Baal.
Di Mesir, Raja Belus memainkan peran sangat signifikan yang sebagian besar tetap belum diselidiki. Sesuai dengan teks kuno, dia telah digulingkan dari seorang raja tiran bernama Busiris dan mengangkat anaknya Ramses diatas takhta Mesir, hal ini dianggap sebagai fase baru dalam sejarah Mesir. Sesuai dengan Periode Predinastik Mesir khususnya terkait Naqada I atau Periode Amratian dari tahun 4000 SM hingga 3500 SM.

Sumber : http://www.isains.com/2014/09/benarkah-babilonia-kuno-didirikan-raja.html#ixzz3Gn0oIqC5
Follow us: @idsains on Twitter | misterialam on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar